Menyinggung
seputar kebahasaan, sangat perlu adanya pembahasan mengenai tanda baca. Tulisan
tidak pernah lepas dari tanda baca. Bagi sebagian orang ini adalah soal ringan,
bahkan ada yang mengabaikan hal ini.
Namun, bagi orang yang ‘menyentuh’ dunia
kepenulisan, baik penulis atau kaum terpelajar, pengetahuan seputar tanda baca
merupakan hal yang wajib diketahui. Selain itu, kesalahan-kesalahan seputar
tanda baca yang bagi sebagian orang dianggap sepele akan berakibat fatal saat
mencoba mengirimkan naskah ke penerbit.
Ya, penerbit tidak menginginkan naskah
yang amburadul. Bagi penerbit, kepuasan pasar (pembaca) adalah yang paling
utama.
Membahas
tentang tanda baca merupakan pembahasan yang panjang. Oleh karena itu, saya
membagi menjadi beberapa bagian pembahasan. Pada pembahasan bagian ini (Bagian
1) saya bahas pemaiakan tanda-tanda baca berikut.
Tanda
titik (.)
Penggunaan
tanda titik (.) terbagi menjadi tujuh bagian berikut.
a.
Tanda titik digunakan
pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya tinggal di
Bengkulu.
Dia sudah pergi sejak
kemarin.
Kita berangkat
sekarang.
Mereka tidak datang
hari ini.
Namun, tanda titik
tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya menggunakan tanda titik.
Contoh:
Buku itu ditulis oleh
Dr. Ahmad Al-Habsiy, M.Pd.
Acara ini memerlukan
meja, kursi, mikrofon, wireless, dsb.
Tidak bersemangat dia
mengatakan, “Sudahlah, memang kita yang bersalah.”
b. Tanda titik digunakan
di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Contoh 1:
I.
Latar Belakang
1.
Rumusan Masalah
A.
Landasan Hukum
B.
Hakikat Penulisan
Contoh 2:
1.
Latar Belakang
1.1.
Rumusan Masalah
1.1.1. Landasan Hukum
1.1.2. Hakikat Penulisan
Namun, tanda titik
tidak digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian atau ikhtisar
jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau
huruf.
c. Tanda titik digunakan
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh:
Pukul 3.41.32 (dibaca:
pukul tiga lewat empat puluh satu menit tiga puluh dua detik atau pukul 3,40 menit,
32 detik)
Perlu diingat,
penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut.
1)
Penulisan waktu dengan
angka pada sistem 12 dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, sore,
atau malam.
Contoh:
Pukul 8.00 pagi
Pukul 12.00 siang
Pukul 4.00 sore
Pukul 9.00 malam
2)
Penulisan waktu dengan
angka pada sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, sore,
atau malam.
Contoh:
Pukul 01.30
Pukul 08.15
Pukul 11.00
Pukul 16.00
Pukul 23.00
d. Tanda titik digunakan
untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh:
2.45.30 jam (dibaca:
dua jam, empat puluh lima menit, tiga puluh detik atau 2 jam, 45 menit, 30
detik)
0.30.20 jam (dibaca:
tiga puluh menit, dua puluh detik atau 30 menit, 20 detik)
0.0.45 jam (dibaca:
empat puluh lima detik atau 45 detik)
e. Tanda titik digunakan
pada daftar pustaka di antara nama penulis, tahun terbit, judul tulisan yang
tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
Contoh:
Sukino. 2010. Menulis
itu Mudah Panduan Praktis Menjadi Penulis Pemula. Yogyakarta.
Stoples Pelangi
Ayasofya. Keken Cana: El-Markazi Inspiring
Publisher.
Perlu diingat, urutan
informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersangkutan.
f. Tanda titik digunakan untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh:
Kota itu memiliki
pendukuk 30.450 orang.
Siswa yang dinyatakan
lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri 15.000 orang.
Penduduk Bengkulu
kurang dari 10.000.000 orang.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan mengenai tanda titik sebagai berikut.
1) Tanda titik tidak
digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Dia lahir tahun 1991
di Bengkulu.
Buka dan lihat halaman
2416 dan seterusnya.
Kode sandinya 4451419.
2) Tanda titik tidak
digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Analisis Kekerabatan
Antarbahasa di Provinsi Bengkulu (Studi Linguistik Historis Komparatif)
3) Tanda titik tidak
digunakan di belakang nama dan alamat penerima surat, nama dan alamat pengirim
surat, dan di belakang tanggal surat.
Contoh:
Yth. Kepala Kantor
El-Markazi Inspiring Publisher
Jalan RE Martadinata
42
Bengkulu 38211
Yth. Sdr. Ahmad
Al-Habsiy
Jalan Kartini 01
Lubuklinggau 31662
4) Pemisahan bilangan
ribuan atau kelipatannya dan desimal dilakukan sebagai berikut.
Rp 300.450,00 $ 45,000.50
8.849 m 8,849 m
g.
Tanda titik digunakan
pada penulisan singkatan.
Contoh:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.Hum. magistes
humaniora
S.E. sarjana
ekonomi
S.Pd. sarjana
pendidikan
Bpk. bapak
Sdr. saudara
Kol. kolonel
Demikian
pembahasan tentang salah satu tanda baca, yaitu tanda titik (.) secara ringkas
dan padat. Semoga bermanfaat dan selamat mengaplikasikan ilmunya.
Baca juga : Cara Menulis yang Baik dan benar
----------------------------------------------------
Dapatkan artikel terbaru kami
No comments:
Post a Comment